Masalah kesehatan wanita menjadi isu penting yang masih terus disampaikan sampai saat ini. Meski begitu, tidak semua keluhan terkait kesehatan yang dialami wanita selalu sama. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan lengkap mengenai masalah kesehatan yang sering menimpa kaum hawa di bawah ini. Apa saja masalah kesehatan yang sering terjadi pada wanita? Masalah kesehatan wanita sering disalahpahami. Banyak pula wanita yang tidak mendapatkan perhatian medis yang mereka pesan dan layak dapatkan karena tidak ada cukup informasi yang tersedia bagi mereka. Untuk mengatasinya, penting bagi Anda untuk terlebih dahulu memahami berbagai masalah kesehatan wanita yang sering terjadi, seperti berikut ini.
1. Kanker payudara Kanker bisa dibilang sebagai salah satu penyebab utama kematian di dunia. Salah satu yang sering disebut-sebut sebagai masalah kesehatan wanita adalah kanker payudara. Ini merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita. Ada 1.670.000 kasus kanker yang terjadi di seluruh dunia, di mana 883.000 kasus menyerang daerah berkembang dan 794.000 lainnya di daerah maju. Kanker ini awalnya menyerang saluran susu, hingga kemudian menyebar dengan cepat ke bagian lainnya. Tanda awal penyakit ini yang harus Anda cermati, yaitu munculnya benjolan pada payudara.
2. Kanker serviks Kanker serviks atau leher rahim adalah jenis kanker lain yang masih menjadi perbincangan sebagai salah satu isu kesehatan wanita. Jenis kanker ini berkembang dengan cepat, sehingga menumbuhkan tumor ganas di bagian leher rahim. Selalu nyeri setiap bulan apakah tanda bahaya? Tanya di komunitas!
delapan Masalah Kesehatan Wanita yang Paling Rentan Mengintai Foto Penulisbadge Ditulis oleh Karinta Ariani Setiapputri Diperbarui 24 Jun Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto
. 3. Stres dan depresi Menurut survei terbaru dari American Psychological Association, stress termasuk masalah kesehatan wanita yang paling sering terjadi. Dalam kasus yang lebih parah, stres pada wanita ini dapat berkembang menjadi depresi. Pusat Statistik Kesehatan Nasional menuturkan bahwa wanita berisiko dua kali lebih besar untuk mengalami depresi daripada pria. Artinya, ini merupakan penyakit yang lebih sering menyerang wanita dibandingkan pria. Deborah Serani, PsyD, seorang penulis buku Depression in Later Life, berpendapat bahwa kondisi biologis tubuh wanita yang membuatnya lebih rentan terkena depresi. Faktor perubahan hormon dalam tubuh yang terjadi setiap bulannya, setelah melahirkan, serta sebelum dan usai menopause yang berperan dalam meningkatkan stres dan depresi pada wanita.
4. Kesehatan reproduksi Perbedaan anatomi, bentuk, serta organ reproduksi pada wanita menjadi salah satu alasan mengapa masalah kesehatan kaum hawa sering menjadi perbincangan. Misalnya, tidak sedikit wanita yang mengeluhkan beberapa gejala saat tamu bulanannya datang, darah haid yang lebih sedikit dari biasanya, hingga jadwal haid yang berubah-ubah. Mengutip dari laman WHO, masalah reproduksi dan kesehatan reproduksi sepertiga tempat dari semua isu kesehatan wanita pada usia 15-empat puluh empat tahun. Seks yang tidak aman berisiko terhadap penyakit menular seksual pada wanita ini. Selain itu, kodrat wanita untuk melahirkan dan melahirkan juga rentan terserang masalah kesehatan, baik di wilayahreproduksi atau menyebar ke bagian tubuh lainnya.
5. Masalah pascamelahirkan Perubahan fisik maupun hormonal yang dialami selama kehamilan dapat berdampak pada masalah kesehatan wanita, seperti tekanan darah tinggi dan kekurangan zat besi. Oleh karena itu, selama kehamilan, dokter akan melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh agar kesehatan ibu dan janin terjamin. Dokter juga biasanya menyarankan untuk memastikan ibu hamil memiliki nutrisi yang cukup dan melakukan tindakan pencegahan untuk mendapatkan hasil yang sesuai.
6. Osteoporosis Osteoporosis adalah penyakit yang menyebabkan tulang Anda melemah, sehingga rentan terhadap patah tulang. Wanita pasca menopause berada pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami patah tulang karena osteoporosis. Faktor risiko lain dapat mencakup obat-obatan tertentu, menopause dini, indeks massa tubuh rendah (BMI), pengobatan kanker, dan genetika. Anda dapat meningkatkan risiko ini dengan meningkatkan asupan kalsium, tetap aktif berolahraga, serta menghindari penggunaan rokok dan alkohol secara berlebihan.
7. Sindrom ovarium polikistik (PCOS) Sindrom ovarium polikistik (PCOS) terjadi karena gangguan hormon. Salah satu hasilnya adalah kista, yakni kantung berisi cairan yang berkembang di ovarium. Wanita yang mengalami obesitas lebih cenderung memiliki PCOS. Wanita dengan PCOS berisiko terkena diabetes. gejalanya mungkin termasuk berikut ini. Infertilitas. Nyeri panggul. pertumbuhan rambut berlebih di wajah, dada, perut, ibu jari, atau jari kaki. Kebotakan atau penipisan rambut. Jerawat, kulit, atau ketombe. Bercak coklat tua atau hitam pada kulit. Anda dapat meningkatkan risiko ini dengan meningkatkan asupan kalsium, tetap aktif berolahraga, serta menghindari penggunaan rokok dan alkohol secara berlebihan.
8. Penyakit autoimun
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem imun menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Sistem imun ini menganggap sel-sel tubuh tersebut sebagai ancaman seperti halnya sebuah virus.
Para peneliti menyatakan bahwa penyakit autoimun lebih sering menyerang wanita. Bahkan, seiring berjalannya waktu, kasus penyakit ini pada wanita pun terus meningkat.
Meski terkadang pertandanya berbeda-beda, tapi sebagian besar gejalanya meliputi:
- kelelahan,
- demam ringan,
- sakit badan,
- iritasi kulit, dan
- vertigo.
Untuk mengatasinya, anda dapat melakukan beberapa hal seperti berikut ini:
- mengonsumsi lebih sedikit gula,
- mengurangi makanan berlemak,
- menurunkan stres, serta
- mengurangi asupan yang dapat menjadi pemicu gejala.
Namun, pertahanan terbaik melawan penyakit autoimun adalah deteksi sejak dini.
Kesimpulan
Faktor risiko dan gejala yang menyertai beberapa masalah kesehatan wanita itu berbeda-beda. Meski biasanya dapat ditangani atau diobati, penanganan penyakit ini bergantung pada identifikasi dan perawatan yang tepat sejak dini. Para wanita harus meluangkan waktu untuk mengetahui gejala dan risiko mana yang harus diwaspadai untuk memantau kesehatan mereka sendiri.
Posting Komentar